Sertifikat TOEFL tak bisa digunakan untuk kuliah di luar negeri??

Seiring dengan mudahnya penyebaran informasi tentang beasiswa kuliah di luar negeri, semakin banyak pula peminatnya. Namun sayangnya tidak semua pemburu beasiswa paham tentang syarat kemampuan Bahasa Inggris yang dibuktikan dengan sertifikat itu. 

Saya pernah membaca obrolan di kaskus tentang TOEFL yang harusnya tak dijadikan syarat kerja, TOEFL yang paper-based kan sudah dihapus kenapa disini masih ada, range TOEFL itu maksimal 120 kenapa masih ada yang minta 500an, serta sertifikat TOEFL yang tidak berlaku lagi di luar negeri, dan lain lain. Bingung? Sama. Hehe. Jadi kita bahas bersama. 

TOEFL itu ada beberapa macam: PBT (paper-based), CBT (computer-based), ITP (Institutional), dan iBT(internet-based), dan sekarang ada revised TOEFL paper-delivered test. Nah lho, apa lagi ini. 

PBT dan CBT sudah tidak eksis lagi di dunia ini gaess, ETS selaku pencipta tes ini telah memilih iBT untuk menjadi tolak ukur kemampuan Bahasa Inggris seseorang untuk go international. Kenapa? Karena tes ini menguji 4 skill berbahasa (listening, reading, speaking & writing). Pelaksanaan tesnya pun secara online karena itulah disebut internet based. Mulai dari listening, reading, writing bahkan speaking-nya pun dilakukan di depan komputer. Biayanya di tahun 2019 ini adalah 205 US$ (dan dapat berubah sewaktu waktu). Lokasi tesnya pun terbatas, hanya institusi resmi yang bekerja sama dengan ETS. Range skor yang dimiliki TOEFL iBT ini 0 - 120 (dengan masing-masing skill maksimal skornya 30). 

Jadi kalau ada yang bilang skor TOEFL sekarang maksimal 120 itu maksudnya TOEFL iBT. 
Dan kalau ada yang bilang TOEFL paper based sudah dihapus, itu benar. Lalu kenapa di Indonesia masih ada  yang pakai kertas sama pensil? Apa itu palsu? Wait..mungkin yang dimaksud adalah TOEFL ITP. Tes jenis ini dikelola oleh IIEF - Yayasan Pendidikan Internasional Indonesia, selaku perwakilan ETS. Jadi TOEFL ITP ini ada di Indonesia dan itulah sebabnya hanya berlaku di Indonesia, biasanya untuk syarat kerja, kuliah S2, sebelum ujian thesis, dll.
                                               [baca juga TOEFL untuk syarat kerja] 
Jadi TOEFL ITP tidak bisa dipakai untuk kuliah di luar negeri? Kalau mintanya kuliah di Uni Eropa, USA, Australia & New Zealand ya memang tidak bisa. Mungkin ada beberapa beasiswa yang membolehkan sertifikat ini, sebagai syarat awal saja dan selanjutnya tetap diminta tes TOEFL iBT atau IELTS.

Untuk IELTS sendiri, yang levelnya sama dengan TOEFL iBT, juga menguji 4 skill berbahasa dengan range skor 0-9. Lokasi tesnya pun terbatas, hanya insttusi resmi seperti IALF, IDP, dan British Council. Biaya? Sama mahalnya dengan TOEFL iBT😆, kira-kira 2.900.000 IDR di tahun 2019 ini.       

Lalu apa itu TOEFL paper-delivered ? Tes ini baru saja launching 2017 lalu dan sepertinya belum terlalu dikenal di Indonesia. Yang diujikan mencakup 3 skill berbahasa (listening, reading & writing) dan menggunakan media kertas-pensil. Disebut-sebut sebagai pengganti TOEFL PBT yang telah dihapus. 

Nah, cukup sudah bahasannya. Kalau rekan sekalian menemukan berita berita yang membuat ragu seperti kasus saya di kaskus tadi, biasakanlah untuk membaca dari narasumbernya langsung yaitu: www.ets.org untuk TOEFL dan www.ielts.org untuk IELTS. Sekian dan semoga bermanfaat!😁

Komentar